Rabu, 03 September 2014

Kesadaran Sulitnya Menggantikan Peran Ayah

Akhir-akhir ini aku ngga bisa tidur dengan tenang, setiap malam tidurku  pasti jam 4 pagi, terlalu banyak pikiran yang membebaniku, terlalu banyak derita hidup yang harus kujalani tapi aku selalu bersyukur allah swt masih memberikanku kenikmatan dan kekuatan untuk selalu berjuang menjalani hidup ini, aku tidak menyalahkan siapa-siapa, tapi jujur aku sudah tidak kuat lagi saat ini, andaikan temanku yang selalu muncul lewat mimpi itu tidak pergi jauh mungkin saja aku tak akan seperti sekarang ini, tak memiliki kekuatan untuk menjalaninya, baru saat ini akan merasakan betapa susahnya menjadi orang tua yang menanggung kehidupan anak-anaknya, baru sekarang aku tersadar bahwa mencari uang itu susah, menanggung hidup orang lain itu susah, dulu aku sering marah-marah ibuku disaat aku meminta uang jika tidak ada, aku tak pernah tau ternyata mereka mempunyai uang tapi mereka harus berpikir jika aku berikan uang ini terus bagaimana dengan hutang, bagaimana dengan uang beli beras, besok kami makan apa ????, bahkan terkadang ayah rela untuk tidak makan seharian demi untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit uang yang aku minta, itu semua kurasakan disaat sekarang aku menanggung kehidupan adikku untuk kuliah, aku di minta oleh orang tuaku untuk menanggung semuanya karena orang tuaku saat ini sudah tidak memiliki daya untuk membiayainya, disaat dia minta uang kepadaku untuk beli sesuatu pasti aku ngomel-ngomel, uangnya buat apa ??? pertanyaan itu yang dulu dari orang tuaku, aku sebenarnya memiliki sebagian uang tapi sebentar lagi aku harus membayar kosan belum lagi uang temanku yang kupinjam beberapa bulan yang lalu dengan jumlah yang banyak sudah diminta, sedangkan aku gajian nanti bulan depan itupun gajiku tidak seberapa, aku bingung dengan keadaanku saat ini, disisi yang lain aku tidak ingin mengecawakan adikku, aku tak ingin semangatnya untuk kuliah pudar gara-gara aku tidak sanggup untuk membiayai kehidupannya apalagi dia baru beberapa minggu yang lalu masuk perguruan tinggi, disisi yang lain aku harus memikirkan kepercayaan dari temanku yang sudah mau menolongku beberapa bulan yang lalu, aku ingin membayar hutangku kepadanya, tapi yang aku bingung aku tidak tau mau bayar dengan uang darimana, usahaku saat ini lagi bangkrut, gaji aku kerja disebuah perusahaan hanya cukup untuk biaya sesuap nasi, minta kepada kedua orang tuaku sangat tidak mungkin, karena orang tuaku bukanlah seorang kongmelerat, untuk makan mereka berdua saja di kampung mereka harus banting tulang, biasanya disaat yang seperti ini orang yang bisa memberikan semangat maupun solusi untuk menjalani ini adalah temanku yang selalu muncul lewat mimpi, tapi sayang itu tidak mungkin karena dia tidak akan pernah muncul lagi dalam mimpiku, dia telah pergi jauh, aku selalu memanggil dia tapi sayang tidak pernah muncul lagi yang aku tidak tau alasannya kenapa sudah tidak pernah lagi menemuiku, tapi aku bisa seperti ini terus, aku harus berdiri kembali untuk mencari solusi masalah ini, aku sangat sayang kepada adiku dan kedua orang tuaku, aku harus melakukan pengorbanan untuk itu semua, aku harus bekerja keras meskipun harus nyawa sebagai taruhannya, aku tidak ingin adikku dengan kedua orang tuaku kecewa. Aku ingin selalu membahagiakan mereka, MAAFIN AKU AYAH, IBU, maafin atas semua kesalahanku dimasa yang lalu, maafin aku yang tidak pernah mengerti tentang kesusahan kalian untuk mencari uang, baru saat ini aku merasakan semua itu ayah, ibu, aku sangat menyayangi kalian, “Alloohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kama rabbayaanii shagiiraa”, I LOVE YOU AYAH, I LOVE YOU IBU.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites